Bayern Munich vs Barcelona juga merupakan hari dimana Robert Lewandowski kembali ke Allianz Enviornment – di mana dia adalah seorang legenda sejati. Sebelum bergabung dengan Barca, bintang Polandia itu menghabiskan delapan musim yang mengesankan dengan seragam Bayern. Dia memainkan 375 pertandingan di semua kompetisi dan mencetak 344 gol.
Lewandowski harus mengesampingkan kenangan manis sementara untuk mencoba membantu Barcelona memenangkan 3 poin. Tak ayal, Tremendous Eagle akan menjadi pusat perhatian saat Bayern menyambut Barca.
Selain Lewandowski, Allianz Enviornment berjanji akan menyaksikan banyak kompetisi menarik lainnya. Joshua Kimmich atau Frenkie de Jong, siapa yang akan terbukti menjadi gelandang tengah nomor 1 di dunia saat ini? Mampukah Sadio Mane mengatasi perlawanan Jules Kounde – rookie seperti ‘ikan di air’ saat bermain untuk Barcelona?
Berikut ‘sizzling spot’ yang bisa menentukan situasi heroik layar babak kedua penyisihan grup Liga Champions 2022/23 antara Bayern Munich dan Barcelona.
1. Kemampuan untuk menyelesaikan
Mengapa menyebut kemampuan ending Bayern Munich dan Barcelona padahal kedua tim sama-sama memiliki ‘striker’ yang lebih unggul? Jawaban: Kemampuan ending Bayern memang ‘masalah’.
Bayern Munich tidak menyelesaikan dengan baik dalam kemenangan atas Inter Milan
Sebelum Inter Milan, Bayern Munich menciptakan sederet peluang namun ‘hanya’ menang dengan skor 2-0. Para pemain yang dipimpin pelatih Julian Nagelsmann melakukan whole 21 sentuhan akhir. Sebelas di antaranya mengenai bola ke arah gawang Nerazzurri namun hanya dikonversi menjadi 2 gol. Bukan berarti kiper Andre Onana bermain sangat baik, tetapi sebagian besar situasi akhir Bayern tidak terlalu berbahaya.
Hal yang sama terjadi ketika Bayern bersaing dengan Union Berlin atau Borussia Monchengladbach di Bundesliga. Meski menciptakan puluhan peluang, Gray Lobster hanya mencetak 1 gol dalam 2 hasil imbang tersebut.
Jika hasil akhir tidak begitu bagus, Bayern Munich berjanji akan membayar harganya sebelum Barcelona. Harus diingat bahwa Barca adalah tim yang memiliki ‘monster’ bernama Robert Lewandowski, bukan juara bertahan Bundesliga.
2. Robert Lewandowski
Hampir tidak butuh waktu bagi Lewandowski untuk menyesuaikan diri dengan rekan satu tim barunya di Barcelona. Dia langsung menunjukkan “kebiasaan” mencetak gol untuk membantu Barca meraih hasil positif. Dalam 5 penampilan terakhir di semua kompetisi, pemain berusia 34 tahun itu membuat 9 gol. Selain itu, ia juga menyumbangkan 2 help.
Lewandowski Jadi Fokus Pertandingan Bayern Munich Vs Barcelona
Bayern Munich tahu betapa ‘bagusnya’ Lewandowski. Sebaliknya, Lewy juga memahami kemampuan dan kebiasaan mantan rekan setimnya, kecuali sang ‘rookie’ Matthijs de Ligt. Ini akan menjadi pertandingan yang menarik antara Lewandowski dan seluruh sistem pertahanan di sisi Bayern, bukan hanya seorang individu.
Jika Lewandowski ‘terbunuh’, kemampuan Bayern Munich meraih 3 poin sangat besar. Sebaliknya, jika Anda membiarkan bintang Polandia ‘berguling-guling’, kemungkinan skor tim tuan rumah secara signifikan lebih rendah. Lewandowski secara teratur mencetak gol saat bermain melawan Dortmund, apakah dia akan menciptakan hal yang sama melawan klub lama seperti Bayern?
3. Sadio Mane vs Jules Kounde
Tidak sulit untuk melihat kesamaan antara Sadio Mane dan Jules Kounde. Kesamaan pertama: mereka semua adalah ‘rookie’ (Sadio Mane bermain untuk Liverpool musim lalu dan Kounde musim lalu bermain untuk klub Sevilla). Persamaan kedua: keduanya cepat beradaptasi dan menjadi andalan klub baru.
Jules Kounde berangsur-angsur menjadi andalan Barcelona
Sadio Mane belum mencetak gol di Liga Champions tetapi telah membuat tiga gol dalam lima pertandingan di Bundesliga. Kounde meninggalkan jejaknya di La Liga dan Liga Champions. Selain menyelesaikan tugas bertahan, bintang Prancis berusia 23 tahun itu juga aktif berkontribusi dalam proses penggelaran bola. Dia memiliki 2 help di La Liga dan 1 kali melakukan hal yang sama di Liga Champions.
Sadio Mane kuat dalam kecepatan dan kemampuan posisi. Ini juga keahlian Jules Kounde. Siapapun yang menang dalam ‘pertarungan’ ini berjanji akan membantu klub tuan rumah meraih hasil positif di Allianz Stadium.
4. Joshua Kimmich vs Frenkie de Jong
Tanpa ragu, ini adalah pertarungan antara dua gelandang tengah terbaik di dunia saat ini. Keduanya sangat impresif dalam kemampuan mengoper, drag bola serta memberikan kontribusi yang besar terhadap jalannya permainan.
Kimmich dan De Jong adalah dua gelandang tengah teratas di dunia
Perekrutan ‘pemindai’ asli Barca seperti Franck Kessie membantu De Jong secara signifikan mengurangi beban dalam mendukung sistem pertahanan. Sementara itu, Kimmich semakin menunjukkan kelengkapannya. Ia bisa menyelesaikan semua tugas dengan baik meski tak lagi sering bermain bersama Leon Goretzka.
Apakah Bayern Munich atau Barcelona dapat menciptakan permainan yang positif sangat tergantung pada kinerja Kimmich atau De Jong. Karena itu, wajah pertunjukan heroik di Allianz dijanjikan akan ditentukan oleh dua ‘konduktor’ berbakat ini.
5. Bangku
Bayern Munich dan Barcelona hanya bisa mengisi nama 11 pemain di beginning listing. Sebab, banyak bintang di komposisi kedua tim harus memulai pertandingan dari bangku cadangan. Mereka akan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan diri ketika klub tuan rumah berada dalam posisi yang kurang menguntungkan dalam hal permainan, skor atau pelatih kepala perlu melakukan perubahan.
Barcelona memiliki banyak pemain pengganti yang berkualitas
Bangku Barcelona tampaknya memiliki kualitas yang lebih baik berkat “blockbuster” di jendela switch musim panas 2022. Bahkan bintang yang direkrut dengan bayaran puluhan juta euro seperti Raphinha atau Ferran Torres ini yakin akan kemungkinan disebut di musim panas. jendela switch. beginning lineup. Hal yang sama terjadi dengan pemain berpengalaman seperti Sergio Busquets atau Gerard Pique…
Barca di bawah bimbingan pelatih Xavi Hernandez sering membuat perbedaan dari pemain pengganti. Akankah ini terjadi saat Blaugrana berlaga di lapangan Bayern dini hari nanti, Rabu (14 September) waktu Vietnam?
